Selasa, 23 Oktober 2012

ASAL USUL

9 Mitos Tentang Masturbasi

9 Mitos Tentang Mastrubasi

Masturbasi telah diketahui dapat menawarkan
manfaat bagi kesehatan dan bahkan dapat mencegah kanker prostat pada pria.
Tetapi masturbasi masih dianggap tabu di kalangan masyarakat karena percaya
terhadap berbagai mitos yang beredar tentang masturbasi.
Masturbasi yang dapat bermanfaat bagi
kesehatan adalah jenis masturbasi sehat, yang dalam prakteknya tidak
berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari, misal pekerjaan, hubungan dengan
pasangan, dan kondisi mental seseorang hingga menyebabkan kecanduan atau
gangguan seksual lainnya.
Seperti dilansir empowher, berikut 9 mitos seputar masturbasi yang banyak
dipercayai:
Mitos 1:
Masturbasi hanya untuk remaja

Kebanyakan orang mempercayai bahwa masturbasi
hanya dilakukan oleh remaja yang belum menikah dan tidak dapat menyalurkan
hasrat seksualnya.
Tetapi sebenarnya masturbasi adalah kegiatan
seksual seumur hidup yang dapat dilakukan oleh siapa saja pada usia berapapun.
Survei menunjukkan bahwa sekitar 70-95 persen pria maupun wanita dewasa
melakukan masturbasi.
Mitos 2:
Masturbasi menyebabkan kebutaan, jerawat, rambut rontok, kelelahan kronis,
telapak tangan berbulu atau kanker.

Hal ini tidak benar, bahkan dokter menyatakan
masturbasi memiliki manfaat medis seperti meringankan stres, insomnia, sakit
kepala, dan kram menstruasi.
Mitos 3:
Masturbasi tidak banyak memberikan manfaat dibanding seks yang sebenarnya

Ketika orang melakukan masturbasi, dirinya
dapat benar-benar terangsang dan dapat pula mengakibatkan orgasme. Dari
perspektif kesehatan, masturbasi dapat memberikan manfaat nyata seperti
melakukan seks.
Mitos 4:
Orang-orang yang sudah menikah tidak perlu masturbasi

WebMD melaporkan bahwa orang yang telah
menikah justru lebih sering melakukan masturbasi daripada orang yang masih
sendiri. Hal ini mungkin ditemukan pada kasus suami istri yang tinggal
berjauhan atau orang yang ingin meningkatkan kemampuan hubungan seks dengan pasangan
dan melakukan masturbasi sebagai latihan.
Mitos 5: Pria
harus masturbasi, wanita tidak

Sementara statistik memang menunjukkan bahwa
masturbasi kebanyakan dilakukan oleh pria dibanding wanita. Tetapi salah jika
ada anggapan bahwa untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, pria diharuskan untuk
masturbasi.
Baik pria maupun wanita sama-sama memiliki
nafsu biologis dan masturbasi adalah pilihan masing-masing orang, sehingga
tidak ada aturan bahwa pria harus masturbasi sedangkan wanita tidak boleh
melakukannya.
Mitos 6:
Masturbasi memperburuk seks yang sebenarnya

Hal ini salah, karena para ahli percaya bahwa
masturbasi dapat membantu membuat seks menjadi lebih baik dan bukannya lebih
buruk. Dengan masturbasi, Anda dapat menemukan sendiri titik-titik pada tubuh
yang lebih sensitif terhadap rangsangan dan katakanlah pada pasangan Anda agar
dapat mewujudkan seks yang lebih baik hingga mencapai orgasme.
Mitos 7:
Masturbasi hanya dilakukan oleh orang yang mengalami gangguan psikologis

Masturbasi bukan hanya dilakukan oleh orang
yang mengalami gangguan psikologis, seperti antisosial, gemar menonton video
porno, atau ketagihan seks. Tetapi orang-orang dengan psikologis yang sehat
juga dapat melakukan masturbasi.
Mitos 8:
Masturbasi menyebabkan penyakit menular seksual (PMS)

Mitos ini tentu keliru karena PMS hanya dapat
menyebar melalui kontak dari kulit ke kulit atau transmisi cairan tubuh dari
pasangan yang terinfeksi.
Mitos 9: Sering masturbasi mempengaruhi
kesuburan seorang wanita atau produksi sperma pria.

Masturbasi yang sehat adalah praktik seksual
yang benar-benar aman dan tidak memiliki dampak negatif pada fungsi reproduksi.
 
 Sumber : lintasme.com/airsuci

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar